MOSTVENOMOUSSNAKE – Russell’s Viper adalah ular berbisa yang paling ditakuti di Asia Selatan. Ular ini bertanggung jawab atas ribuan kasus kematian setiap tahun, terutama di daerah pedesaan India, Bangladesh, dan Nepal. Dengan racunnya yang sangat kuat dan perilakunya yang agresif, Russell’s Viper tidak hanya berbahaya, tetapi juga sangat sulit dihindari jika sudah memasuki wilayah aktivitas manusia.
Russell’s Viper memiliki tubuh yang kekar dan cukup panjang, rata-rata mencapai 1 hingga 1,5 meter. Warna tubuhnya dominan cokelat kekuningan dengan pola bercak hitam berbentuk oval yang berjajar seperti rantai di sepanjang punggungnya. Kepala ular ini berbentuk segitiga besar, dengan mata bulat dan pupil vertikal yang mencolok. Di bagian atas kepalanya, terdapat pola menyerupai huruf “V” yang terbalik, menjadi ciri khas visualnya yang unik.
Sisik ular ini terasa kasar dan tampak jelas beralur. Saat merasa terancam, Russell’s Viper akan mengangkat sebagian tubuhnya, mengeluarkan suara desis yang keras dan tajam sebagai peringatan sebelum menyerang. Perilaku ini sering membuatnya dijuluki sebagai salah satu ular paling galak di kawasan Asia Selatan.
Habitat dan Penyebaran Russell’s Viper
Russell’s Viper tersebar luas di India, Sri Lanka, Bangladesh, Nepal, Myanmar, dan Thailand. Ular ini sering ditemukan di padang rumput, semak belukar, lahan pertanian, hutan terbuka, serta daerah dekat pemukiman manusia. Ia sangat menyukai daerah dataran rendah dengan kelembaban sedang hingga tinggi.
Ular ini aktif pada malam hari, tetapi pada musim hujan atau saat cuaca mendung, ia juga berkeliaran di siang hari. Hal inilah yang membuat risiko pertemuan dengan manusia semakin tinggi, terutama di area pertanian dan ladang terbuka. Banyak kasus gigitan terjadi saat petani tidak menyadari kehadirannya di antara rerumputan atau tumpukan kayu.
Racun Mematikan yang Menyebabkan Kematian
Russell’s Viper memiliki racun yang sangat berbahaya dan mematikan. Jenis racunnya termasuk hemotoksin kuat yang bekerja merusak pembuluh darah, jaringan, dan sistem pembekuan darah. Racun ini memicu pembengkakan ekstrem, nyeri luar biasa, pendarahan spontan, dan dalam kasus parah dapat menyebabkan gagal ginjal, syok, hingga kematian.
Setelah digigit, korban akan merasakan nyeri yang sangat tajam di lokasi gigitan. Dalam beberapa jam, area gigitan akan membengkak hebat dan mungkin mulai melepuh. Beberapa pasien mengalami muntah, pendarahan dari gusi, gangguan pernapasan, serta penurunan kesadaran. Tanpa pertolongan medis dan pemberian antivenom, risiko kematian meningkat drastis dalam 24 hingga 72 jam.
Kasus unik yang dicatat oleh dunia medis adalah kerusakan pada kelenjar pituitari setelah gigitan. Kondisi ini menyebabkan gangguan hormon permanen, termasuk infertilitas dan disfungsi endokrin jangka panjang.
Perilaku Agresif dan Potensi Serangan
Russell’s Viper terkenal karena sifatnya yang mudah terprovokasi. Saat merasa terganggu, ia tidak ragu menyerang dengan cepat. Banyak korban melaporkan bahwa ular ini tidak memberi banyak peringatan sebelum menyerang. Serangannya cepat dan presisi, membuat korban sulit menghindar, terutama jika sedang berjalan tanpa alas kaki.
Ular ini tidak hanya menyerang saat merasa terpojok, tetapi juga saat terganggu oleh suara atau gerakan mendadak. Oleh karena itu, masyarakat di daerah endemis sangat dianjurkan untuk selalu menggunakan alas kaki tertutup saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di malam hari.
Reproduksi dan Fakta Tambahan
Russell’s Viper memiliki sistem reproduksi vivipar, yaitu melahirkan anak hidup. Seekor betina dapat melahirkan antara 20 hingga 60 anak dalam satu musim. Ukuran anak yang baru lahir bisa mencapai 30 cm dan langsung memiliki bisa.
Fakta menarik lainnya adalah racun Russell’s Viper digunakan secara medis untuk mengembangkan alat diagnosis pembekuan darah. Meski mematikan, ular ini juga berkontribusi dalam dunia sains dan medis.
Kesimpulan: Russell’s Viper Bukan Sekadar Ancaman
Russell’s Viper adalah ular berbisa mematikan yang hidup berdampingan dengan manusia di banyak wilayah Asia Selatan. Dengan racun yang sangat berbahaya, agresivitas tinggi, dan persebaran luas, ular ini menempati posisi penting dalam daftar ular paling mematikan di dunia. Masyarakat perlu memahami ancamannya dan menerapkan langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko gigitan. Edukasi, kewaspadaan, serta akses cepat terhadap