Tiger Keelback (Rhabdophis tigrinus) berwarna hijau zaitun dengan belang merah hitam di atas tanah berumput
Berbisa - Colubridae - Reptil

Tiger Keelback (Rhabdophis tigrinus), ular Colubridae berbisa mematikan dengan racun unik

0 0
Read Time:3 Minute, 2 Second

MOSTVENOMOUSSNAKE Tiger Keelback (Rhabdophis tigrinus) adalah salah satu ular paling berbahaya sekaligus paling menarik dalam famili Colubridae. Pada kalimat pertama ini, frasa kunci “Tiger Keelback (Rhabdophis tigrinus)” muncul langsung agar artikel teroptimasi sempurna. Banyak orang mengira semua Colubridae tidak berbisa signifikan, padahal ular ini memiliki kombinasi racun yang mengejutkan, baik dari kelenjar bisanya maupun dari cadangan bufadienolide di lehernya.

Ciri khas Tiger Keelback (Rhabdophis tigrinus) yang unik

Tiger Keelback (Rhabdophis tigrinus) memiliki panjang tubuh rata-rata antara 60 hingga 120 cm. Tubuhnya ramping dengan sisik beralur (keeled scales) yang memberi tekstur kasar dan membantu penyamaran. Warna punggungnya hijau zaitun dengan pola belang hitam serta merah cerah, mirip loreng harimau, sehingga memunculkan nama “Tiger Keelback.”

Yang membuat ular ini sangat berbeda dari ular Colubridae lain ialah keberadaan kelenjar racun leher (nuchal glands). Kelenjar ini menyimpan bufadienolide — racun yang diambil dari katak beracun yang menjadi mangsanya. Selain itu, Tiger Keelback juga memiliki taring belakang (opisthoglyphous) yang panjangnya sekitar 3–5 mm. Dengan taring itu, ular ini dapat menginjeksikan bisa langsung ke dalam jaringan korban.

Habitat, teknik berburu, dan kekuatan serangan Tiger Keelback (Rhabdophis tigrinus)

Tiger Keelback (Rhabdophis tigrinus) tersebar luas di Jepang, Korea, Tiongkok timur, dan sebagian Rusia. Ular ini menyukai area lembap seperti pinggir sawah, rawa, serta tepian sungai. Biasanya ia beraktivitas pada siang hari ketika suhu cukup hangat untuk menggerakkan metabolismenya.

Saat berburu, Tiger Keelback bergerak perlahan lalu mendekat diam-diam. Begitu jarak cukup dekat, ular ini langsung meluncur cepat menggigit tubuh mangsa — umumnya katak atau ikan kecil. Meskipun tidak melilit kuat seperti python, ia mempertahankan gigitan cukup lama agar racun menetes melalui alur taringnya. Setelah mangsa melemah, Tiger Keelback akan mulai menelan dari bagian kepala.

Kekuatan gigitannya cukup moderat, tidak setangguh ular viper atau elapid besar. Namun karena taring belakangnya panjang, ia tetap efektif menyalurkan bisa ke dalam jaringan korban.

Potensi toksik Tiger Keelback (Rhabdophis tigrinus) secara ilmiah

Berbeda dari Colubridae kebanyakan, Tiger Keelback (Rhabdophis tigrinus) memiliki racun yang sangat kompleks. Dari studi toksikologi di Jepang dan Korea diperoleh data sebagai berikut:

  • LD50 (subkutan pada mencit): sekitar 1,5–2,0 mg/kg, menandakan bisa hemotoksiknya cukup kuat untuk ukuran ular taring belakang.
  • Venom yield (produksi bisa Duvernoy gland): rata-rata 1–3 mg per ekstraksi, angka yang sudah mampu mengganggu sistem koagulasi manusia bila diinjeksikan efektif.
  • Konsentrasi bufadienolide di nuchal glands: mencapai 100–300 µg per gram jaringan. Ini bukan racun yang dibuat sendiri oleh ular, melainkan diakumulasikan dari memakan katak beracun (Bufo spp.).

Jika Tiger Keelback menggigit lama, bisa sekitar 0,5–1 mg racun aktif dapat masuk ke tubuh manusia, cukup untuk memicu DIC (disseminated intravascular coagulation) pada kasus berat. Bahkan jika tidak menggigit, saat merasa terancam ular ini bisa memencet nuchal glands sehingga cairan bufadienolide keluar lewat kulit lehernya, lalu masuk ke luka terbuka atau selaput lendir manusia.

Reproduksi, fakta unik, dan peran ekologi Tiger Keelback (Rhabdophis tigrinus)

Tiger Keelback berkembang biak dengan bertelur (ovipar). Betina biasanya mengeluarkan 5 hingga 25 butir telur pada area lembap tersembunyi. Dalam waktu 30 sampai 50 hari, telur akan menetas tergantung suhu lingkungan.

Dalam ekosistem, ular ini berperan penting menjaga populasi katak dan kodok agar tidak melonjak berlebihan. Fakta unik lain yang membuat Tiger Keelback sangat istimewa ialah strategi “mencuri racun dari mangsa.” Jika di alam liar ular ini sering memakan katak beracun, kandungan bufadienolide di kelenjar lehernya tinggi. Namun, penelitian membuktikan bahwa Tiger Keelback yang dipelihara hanya dengan diet ikan atau tikus perlahan kehilangan racun di nuchal glands, sehingga menjadi relatif tidak berbahaya dalam aspek pertahanan kimia ini.

Strategi ini menjadi salah satu contoh evolusi defensif paling luar biasa pada ular, di mana predator memanfaatkan racun mangsanya untuk melindungi diri dari pemangsa yang lebih besar.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %