MOSTVENOMOUSSNAKE – Spotted Python (Antaresia maculosa) adalah salah satu spesies ular tak berbisa dari famili Pythonidae yang memiliki kekuatan lilitan luar biasa. Ular ini berasal dari Australia dan dikenal karena motif totol-totol khas di tubuhnya yang membuatnya mudah dikenali di antara lanskap berbatu, gua, dan lereng hutan yang menjadi habitat alaminya. Meski ukurannya tergolong kecil, kemampuannya dalam membunuh mangsa membuatnya tak bisa diremehkan.
Dengan tubuh ramping dan panjang rata-rata 90 cm hingga 120 cm, Spotted Python mampu menyusup ke celah sempit dan berburu mangsa seperti tikus, kadal, atau kelelawar dengan efisiensi tinggi. Ia membungkus tubuhnya di sekitar mangsa, mematahkan tulang rusuk, dan mematikan aliran darah hanya dalam hitungan detik. Inilah teknik klasik khas ular sanca—tanpa bisa, tapi mematikan.
Ciri Khas Spotted Python yang Menyamar di Alam
Corak tubuh totol gelap di atas dasar warna coklat terang menjadi ciri paling mencolok dari Spotted Python. Totol-totol tersebut menyerupai bayangan bebatuan atau dedaunan, sehingga ular ini nyaris tak terlihat saat berkamuflase di alam liar. Ukuran tubuhnya yang kecil juga menjadi keuntungan tersendiri dalam berburu dan menyergap.
Mata besar dengan pupil vertikal menandakan kebiasaan berburu di malam hari, terutama di gua-gua kelelawar tempat ular ini sering bersembunyi. Lidahnya menjulur cepat dan akurat mendeteksi jejak mangsa melalui partikel kimia di udara.
Teknik Lilitan Spotted Python yang Menghancurkan
Meskipun tidak berbisa, Spotted Python sangat andal dalam melumpuhkan mangsa. Saat mencengkeram, ia memanfaatkan taring melengkung sepanjang sekitar 0,5 cm untuk menahan tubuh mangsa. Seketika itu pula tubuhnya melilit dengan tekanan bertahap hingga aliran darah dan pernapasan korban berhenti.
Kekuatan lilitannya diperkirakan mencapai 2–3 kali berat tubuhnya. Dengan ukuran tubuh dewasa seberat sekitar 500–900 gram, ular ini mampu melilit tikus besar atau kelelawar dengan tekanan hingga 2–3 kilogram dalam satu lilitan penuh. Ini sudah cukup untuk membuat mangsa kehilangan kesadaran dalam waktu kurang dari 10 detik.
Spotted Python dalam Rantai Ekosistem Australia
Spotted Python memiliki peran penting dalam menjaga populasi hama seperti tikus dan burung kecil. Tanpa keberadaan ular seperti ini, keseimbangan ekologis bisa terganggu. Di beberapa daerah, kehadirannya bahkan membantu petani mengendalikan populasi pengerat.
Spesies ini juga mampu bertahan di lingkungan buatan manusia, seperti atap rumah atau celah gudang tua, asalkan masih tersedia makanan dan tempat bersembunyi. Adaptasi ini memperlihatkan kecerdikan dan fleksibilitas Spotted Python sebagai predator.
Reproduksi dan Karakter Spotted Python yang Jinak
Saat musim kawin tiba, jantan akan mengikuti jejak feromon betina. Proses kawin berlangsung selama beberapa jam. Setelah itu, betina akan bertelur sekitar 7 hingga 15 butir. Ia akan menjaga dan melilit telur selama inkubasi hingga 2 bulan, menunjukkan sisi keibuan yang kuat.
Uniknya, Spotted Python termasuk ular yang sangat toleran terhadap manusia. Banyak reptil keeper di Australia dan luar negeri memilih spesies ini karena jinak, tidak agresif, dan mudah dirawat. Namun, di alam liar, ular ini tetap predator yang waspada, cepat, dan mematikan bagi mangsanya.
Ancaman, Konservasi, dan Fakta Tambahan
Meski tidak terancam punah, habitat Spotted Python mulai terganggu akibat urbanisasi dan deforestasi. Beberapa wilayah populasi mulai terfragmentasi. Namun, program pelestarian dan penangkaran cukup berhasil menjaga kelestarian spesies ini di berbagai pusat konservasi.
Dalam dunia herpetologi, Spotted Python dihargai karena karakternya yang bersahabat namun tetap menunjukkan perilaku alami yang kompleks. Ia adalah bukti bahwa tak semua predator harus berbisa untuk menjadi efisien.