0
0
MOSTVENOMOUSSNAKE – Red-bellied Black Snake (Pseudechis porphyriacus) adalah salah satu ular paling ikonik di Australia. Frasa kunci ini merujuk pada spesies dari famili Elapidae yang memiliki tampilan mencolok dan kemampuan berbisa tinggi. Warna tubuh hitam mengilap berpadu dengan perut merah terang membuatnya mudah dikenali sekaligus ditakuti. Meskipun tingkat kematian dari gigitan ular ini relatif rendah, racunnya tetap berbahaya dan memiliki efek biologis serius.
Racun Red-bellied Black Snake: Komposisi, Volume, dan Efek Mematikan
Red-bellied Black Snake menyuntikkan racun neurotoksik dan myotoksik, dengan kombinasi hemotoksin yang lemah. Racun ini bekerja dengan menyerang sistem saraf, otot, serta menyebabkan kerusakan jaringan lokal dan pembekuan darah tidak normal.
Dalam satu gigitan, ular ini dapat menyuntikkan sekitar 25–40 mg racun, dengan volume maksimum mencapai 80 mg pada individu dewasa. Racun ini tidak secepat taipan dalam membunuh, tetapi tetap dapat menyebabkan kelumpuhan lokal, kerusakan otot, dan gagal ginjal akut jika tidak ditangani.
Kecepatan fatal dari racun Red-bellied Black Snake pada manusia termasuk lambat: kematian biasanya hanya terjadi jika penanganan medis tertunda lebih dari 12–24 jam, atau jika korban mengalami reaksi alergi parah. Namun pada hewan kecil seperti katak atau kadal, bisa membunuh dalam hitungan menit hingga satu jam.
Panjang Taring, Gaya Serangan, dan Teknik Menangkap Mangsa
Panjang taring Red-bellied Black Snake tergolong sedang untuk Elapidae, yaitu sekitar 3,5 hingga 5 mm. Meskipun tidak sepanjang viper, taring ini cukup untuk menyuntikkan racun secara efektif ke dalam otot atau jaringan subkutan.
Ular ini menyerang dengan cepat dan akurat. Saat berburu, ia mengandalkan indera penciuman serta penglihatan, lalu menyergap mangsa dengan sekali gigitan. Mangsa seperti katak, kadal, atau mamalia kecil akan dilumpuhkan oleh racun sebelum ditelan utuh. Ular ini tidak melilit mangsanya seperti python, melainkan hanya mengandalkan kekuatan bisa.
Habitat, Persebaran, dan Pola Hidup
Red-bellied Black Snake hidup di wilayah timur dan tenggara Australia, terutama di daerah lembab, dekat sungai, rawa, dan hutan terbuka. Ia sering ditemukan di pinggiran kota, terutama di dekat sumber air. Meskipun aktif di siang hari (diurnal), ular ini bisa bersembunyi di bawah batu atau batang kayu selama musim panas ekstrem.
Pergerakannya cukup lambat dan hati-hati, namun dapat melesat cepat saat merasa terancam. Saat terganggu, ia akan mengangkat kepala, menggeletakkan lehernya, dan memperlihatkan warna merah di perut sebagai peringatan visual.
Reproduksi dan Fakta Unik Spesies Ini
Red-bellied Black Snake berkembang biak secara vivipar (melahirkan langsung), tidak bertelur seperti banyak ular lain. Seekor betina bisa melahirkan 8 hingga 40 anak ular hidup dalam satu musim. Anak ular langsung berbisa sejak lahir, meskipun kadarnya belum sekuat induknya.
Fakta menarik lainnya, ular ini bisa memakan ular lain—termasuk spesies yang berbisa seperti Eastern Brown Snake. Ini membuatnya menjadi predator alami dalam ekosistem Australia yang unik.
Peran Ekologis dan Hubungan dengan Manusia
Meskipun berbahaya, Ular ini jarang menggigit manusia kecuali terpojok atau diinjak. Kebanyakan kasus gigitan terjadi karena orang mencoba menangkap atau membunuh ular ini. Dalam banyak kasus, gigitan bersifat kering (tanpa menyuntikkan racun).
Secara ekologis, ular ini sangat penting sebagai pengendali populasi tikus, amfibi, dan ular kecil lainnya. Keberadaannya menyeimbangkan ekosistem air dan darat di Australia.
Red-bellied Black Snake adalah spesies yang menunjukkan bagaimana keindahan bisa berdampingan dengan bahaya. Warna tubuhnya mencolok, namun ia cenderung menghindari manusia. Racunnya cukup mematikan jika tidak ditangani, tetapi juga menjadi bagian dari jaringan kehidupan yang lebih besar di ekosistem Australia.
