Close-up kepala Horned Viper dengan dua tanduk di atas mata
Berbisa - Reptil - Viperidae

Horned Viper (Cerastes cerastes) Menguasai Gurun dengan Taring dan Bisa Mematikan

0 0
Read Time:2 Minute, 41 Second

MOSTVENOMOUSSNAKE – Horned Viper langsung memikat perhatian siapa saja yang berani mengamati padang pasir. Horned Viper (Cerastes cerastes) terkenal sebagai penguasa gurun Sahara berkat tanduk khas di atas matanya, taring panjang, dan bisa yang sangat mematikan. Ular ini memiliki bisa dengan tingkat toksisitas sekitar LD50 subkutan 2,0–4,6 mg/kg pada tikus, termasuk cukup kuat untuk ukuran viper gurun.

Dengan sekali suntik, racun Horned Viper memicu pendarahan masif, kerusakan jaringan, dan dalam kasus parah dapat menyebabkan kegagalan organ pada korban yang tidak segera dirawat.

Ciri Khas Tubuh Horned Viper: Dari Tanduk Sampai Warna Pasir

Horned Viper memiliki ciri khas paling mencolok berupa sepasang “tanduk” kecil di atas mata, terbentuk dari sisik supraokular yang memanjang. Namun tidak semua Horned Viper bertanduk sama tinggi. Ada yang hanya memiliki tonjolan kecil, bahkan rata, tetapi fungsi utamanya diyakini untuk melindungi mata dari pasir saat bergerak atau saat ada badai gurun.

Tubuh Horned Viper kekar dengan panjang rata-rata 30–60 cm, meskipun beberapa bisa mencapai 85 cm. Beratnya biasanya hanya beberapa ratus gram karena harus efisien bergerak di atas pasir. Warna sisiknya kuning keabu-abuan hingga kemerahan, dihiasi pola zigzag kecokelatan yang membuatnya sulit dibedakan dari pasir gurun. Kepala mereka lebar dan pipih dengan leher yang lebih ramping, ciri khas semua viper yang menandakan keberadaan kelenjar racun besar.

Sisik perutnya halus dan memungkinkan ular ini melakukan sidewinding, yakni gerakan tubuh menyilang sehingga hanya sebagian badan menyentuh pasir panas. Teknik ini menjaga suhu tubuh tetap stabil.

Kebiasaan Horned Viper (Cerastes cerastes) dan Pola Berburu Unik di Gurun

Horned Viper termasuk nokturnal, aktif berburu saat malam ketika suhu gurun turun drastis. Siang hari, ular ini mengubur diri di bawah pasir hanya menampilkan mata dan tanduk. Strategi ini tidak hanya menghindarkan dari predator, tetapi juga memudahkan penyergapan mangsa.

Makanan utama Horned Viper ialah tikus gurun, burung kecil, dan kadal. Saat mangsa lewat, ia melontarkan serangan sangat cepat. Taringnya yang panjang sekitar 1,5–2 cm langsung menusuk daging mangsa, menyalurkan bisa hemotoksik yang menghancurkan sel darah dan jaringan. Setelah digigit, mangsa dibiarkan kabur beberapa meter lalu jatuh mati, Horned Viper tinggal melacaknya dengan penciuman lidah bercabang.

Berbeda dengan ular constrictor, Horned Viper tidak melilit mangsa. Ia hanya mengandalkan bisa yang bekerja cepat dan taring besar untuk menaklukkan setiap santapan.

Reproduksi dan Peran Ekologi Horned Viper di Sahara

Horned Viper berkembang biak dengan bertelur (ovipar). Betina biasanya bertelur 8–23 butir di pasir hangat. Telur menetas sekitar 6–8 minggu, menghasilkan anak-anak ular kecil yang sudah lengkap dengan bisa dan insting berburu.

Dalam ekosistem gurun, Horned Viper sangat penting. Mereka mengendalikan populasi pengerat dan kadal yang jika terlalu banyak bisa merusak keseimbangan vegetasi gurun. Dengan demikian, Horned Viper membantu menjaga stabilitas rantai makanan di Sahara.

Fakta Unik dan Keindahan Terselubung Horned Viper (Cerastes cerastes)

Ada fakta unik: meski dikenal ganas, Horned Viper sebenarnya lebih suka menghindar dari manusia. Jika terganggu, ular ini akan menggulung tubuhnya dan menggesekkan sisik samping hingga menimbulkan suara mendesis — mirip derik ular derik. Ini menjadi peringatan sebelum akhirnya melancarkan gigitan cepat jika terus diprovokasi.

Keindahan Horned Viper tidak hanya pada tanduknya. Pola warna dan matanya yang tajam menjadikannya salah satu ular gurun paling memesona. Para herpetologis menganggap Horned Viper contoh sempurna adaptasi evolusi terhadap panas, pasir, dan minimnya air.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %