MOSTVENOMOUSSNAKE – Ular Temple Viper (Tropidolaemus wagleri) adalah anggota keluarga Viperidae yang terkenal karena keindahan warnanya sekaligus kekuatan bisanya. Ular ini berasal dari hutan tropis Asia Tenggara dan sering ditemukan di sekitar kuil-kuil di Malaysia dan Thailand, sehingga diberi nama “Temple Viper”. Walau terlihat indah dan fotogenik, ular Temple Viper menyimpan racun neurotoksik dan hemotoksik yang dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.
Habitat dan perilaku khas Temple Viper di alam liar
Temple Viper menghuni hutan tropis yang lembap dan teduh, terutama di kawasan dataran rendah Asia Tenggara seperti Sumatra, Semenanjung Malaysia, Thailand selatan, hingga Kalimantan. Ular ini memiliki kebiasaan hidup arboreal (di pepohonan) dan aktif di malam hari. Ia memanfaatkan pola diam dan menyergap untuk berburu mangsa dari balik dedaunan atau batang pohon rendah.
Dengan sifatnya yang tidak agresif, Temple Viper cenderung mengandalkan kamuflase dan diam di tempat. Namun jika terusik, ia bisa melakukan serangan cepat dalam radius yang mengejutkan.
Teknik menyerang, panjang taring, dan kekuatan gigitan Temple Viper
Ular Temple Viper memiliki taring sepanjang 1,5 cm yang mampu melipat ke dalam langit-langit mulut saat tidak digunakan. Dalam posisi menyerang, taring itu menegak dan menyuntikkan racun langsung ke jaringan dalam mangsa atau korban.
Saat berburu, Temple Viper menggunakan metode strike-and-release. Ia menyergap dengan kecepatan tinggi, menggigit, lalu melepaskan mangsa agar racunnya bekerja tanpa risiko perlawanan. Mangsa utamanya antara lain katak pohon, burung kecil, tikus malam, dan kadal. Setelah mangsa lumpuh atau mati, barulah ular ini melacak dan menelannya bulat-bulat.
Komposisi racun, dosis, dan waktu kematian akibat gigitan Temple Viper
Bisa ular Temple Viper terdiri dari neurotoksin, hemotoksin, dan prokoagulan yang bekerja merusak jaringan otot, sistem saraf, dan pembuluh darah. Senyawa utamanya adalah waglerin-1, yaitu peptida neurotoksik yang mengganggu transmisi sinyal saraf, menyebabkan kelumpuhan otot, termasuk otot pernapasan.
Berdasarkan data toksisitas, LD₅₀ (lethal dose) racunnya secara intraperitoneal pada mencit adalah sekitar 0,12 mg/kg, yang menunjukkan kekuatan bisa sedang namun cukup mematikan. Sekali gigitan, ular ini mampu menyuntikkan 15–20 mg racun, cukup untuk melumpuhkan atau bahkan membunuh manusia dalam kondisi tertentu.
Gejala pada manusia biasanya muncul dalam 10–30 menit, berupa rasa terbakar, nyeri hebat, pembengkakan ekstrem, hingga kelumpuhan otot. Jika racun menyebar ke sistem saraf pusat atau pembuluh darah besar, kematian bisa terjadi dalam 6–24 jam jika tidak segera ditangani. Penanganan medis cepat sangat menentukan karena antivenom spesifik belum tersedia luas, hanya beberapa serum viper Asia yang dapat memberikan efek parsial.
Penampilan fisik dan keunikan visual Temple Viper
Temple Viper terkenal karena pola warnanya yang luar biasa mencolok. Tubuhnya biasanya bercorak hijau terang dengan garis-garis hitam atau kuning, namun ada pula varian berwarna biru keunguan hingga hitam pekat. Pola ini bukan hanya keindahan visual, tapi juga alat kamuflase di lingkungan hutan tropis.
Kepala ular ini berbentuk segitiga khas viper, dengan sisik kasar dan mata besar beriris vertikal yang tajam. Salah satu daya tarik biologisnya adalah dimorfisme seksual ekstrem—betina bisa dua kali lebih besar dari jantan dan memiliki warna lebih terang. Ular ini juga tergolong ovovivipar, yakni bertelur dan menetaskan anak di dalam tubuh, lalu melahirkan anak dalam kondisi hidup.
Peran ekologis Temple Viper dalam ekosistem hutan
Sebagai predator menengah ke atas, Temple Viper berperan penting dalam mengontrol populasi hewan kecil di lantai dan kanopi hutan. Keberadaannya menjaga keseimbangan antara predator dan mangsa. Namun sayangnya, ular ini menjadi sasaran kolektor reptil eksotis karena penampilannya yang unik, serta menghadapi tekanan habitat akibat deforestasi dan perambahan hutan.
Meskipun jarang menyerang manusia tanpa sebab, Temple Viper tetap harus dihormati sebagai bagian dari ekosistem liar yang tidak boleh dianggap remeh.
Kesimpulan
Ular Temple Viper (Tropidolaemus wagleri) adalah contoh sempurna bahwa keindahan bisa menipu. Di balik warnanya yang memesona, tersembunyi racun mematikan yang mampu melumpuhkan sistem saraf manusia dalam hitungan jam. Ia adalah pemburu senyap di malam hari, dengan taring tajam, teknik menyergap yang efisien, serta kekuatan racun yang kompleks. Mengenal ular ini lebih dalam bukan hanya penting untuk keselamatan, tapi juga untuk menghargai perannya dalam menjaga keseimbangan alam tropis.