MOSTVEMOUSSNAKE – Eastern Coral Snake adalah ular berbisa mematikan dari keluarga Elapidae yang menghuni wilayah tenggara Amerika Serikat. Nama latinnya Micrurus fulvius kini semakin sering menjadi pusat perhatian dunia herpetologi karena daya racunnya yang luar biasa. Eastern Coral Snake memiliki bisa neurotoksik pekat yang mampu melumpuhkan sistem saraf korban hanya dalam hitungan jam. Dari awal kemunculannya, ular ini menunjukkan betapa berbahayanya keluarga Elapidae bagi ekosistem maupun manusia.
Eastern Coral Snake dalam Keluarga Elapidae dan Habitatnya
Sebagai anggota keluarga Elapidae, Eastern Coral Snake memiliki taring tetap di depan rahang atas yang sangat efisien menyalurkan racun. Habitat alaminya tersebar mulai dari Florida, Carolina Selatan, hingga Louisiana. Mereka memilih hutan pinus, lahan semak, atau tanah berpasir yang hangat. Ketika suhu memadai, ular ini aktif merayap di sela dedaunan atau batang kayu lapuk untuk berburu. Ular ini sebenarnya pemalu. Mereka lebih suka menghindar, tetapi jika terdesak, ular ini akan menggigit cepat dengan presisi yang mematikan.
Teknik menyerangnya sederhana namun efektif. Eastern Coral Snake mendekati mangsa secara perlahan dengan tubuh rendah, lalu tiba-tiba menyergap dan menancapkan taringnya dalam-dalam. Dalam waktu singkat, racun akan mulai bekerja, melumpuhkan seluruh sistem saraf mangsa.
Racun Mematikan, LD50, dan Kecepatan Fatal Eastern Coral Snake
Racun Micrurus fulvius adalah neurotoksin yang menyerang saraf pusat. Dalam uji laboratorium pada tikus, dosis letal median (LD50) racunnya mencapai sekitar 1,3 mg/kg jika disuntikkan subkutan, menjadikannya salah satu ular dengan racun paling poten di Amerika Utara. Seekor Eastern Coral Snake dewasa mampu menyuntikkan sekitar 10–15 mg racun dalam satu gigitan, yang secara teoritis sudah cukup mematikan untuk manusia dewasa seberat 70 kg bila tidak segera diberikan antivenom.
Setelah tergigit, gejala biasanya muncul dalam 30 menit hingga beberapa jam, dimulai dari ptosis (kelopak mata turun), kesulitan bicara, lalu kelumpuhan otot pernapasan. Tanpa bantuan medis, korban dapat meninggal dalam waktu rata-rata 4–6 jam karena gagal napas. Untungnya, dengan antivenom modern dan ventilasi mekanik, tingkat kematian saat ini rendah.
Panjang taring Micrurus fulvius sekitar 2–4 mm, pendek tapi sangat tajam. Struktur ini memudahkannya menancap dalam dan langsung mengalirkan racun. Taring depannya yang tetap membuat setiap gigitan selalu siap menginjeksi, tidak perlu membuka rahang lebar seperti viper.
Pola Berburu, Kekuatan Gigitan, dan Makanan
Eastern Coral Snake tidak mengejar mangsa jauh-jauh. Mereka mengandalkan kamuflase warna cerah untuk mendekat diam-diam. Setelah jarak cukup dekat, ular ini melancarkan serangan secepat kilat, menggigit lalu melepas. Racunlah yang menyelesaikan sisa tugas. Dengan kekuatan gigitan yang cukup untuk memegang erat mangsa kecil seperti kadal atau ular lain, mereka memastikan tidak ada kesempatan melarikan diri sebelum neurotoksin bekerja.
Makanan utama ular ini berupa ular kecil lainnya, skink, kadal, serta terkadang katak. Ular sangat pilih-pilih, bahkan dalam penangkaran mereka kerap menolak makan jenis mangsa yang tidak familiar.
Ciri Khas Fisik, Reproduksi, dan Peran Ekologi
Micrurus fulvius sangat mudah dikenali berkat pola cincin merah, kuning, dan hitam yang kontras. Ada pepatah di Amerika Serikat yang membantu membedakannya dari ular tidak berbisa seperti king snake:
“Red touch yellow, kill a fellow; red touch black, friend of Jack.”
Dalam siklus hidupnya, ular ini berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Betina biasanya meletakkan 3–12 telur pada tumpukan daun lembap. Setelah sekitar 60–70 hari, anakan menetas dengan kemampuan berbisa penuh sejak hari pertama.
Secara ekologis, ular ini memegang peran penting sebagai pengendali populasi reptil kecil. Mereka menjaga keseimbangan rantai makanan, sekaligus menjadi indikator kesehatan lingkungan. Sayangnya, perusakan habitat terus mengancam keberlangsungan spesies ini.
Fakta Unik Eastern Coral Snake yang Jarang Diketahui
Meski bergerak lambat saat merayap biasa, Eastern Coral Snake memiliki serangan luar biasa cepat yang sering kali terjadi dalam kurang dari satu detik. Ironisnya, meskipun memiliki racun mematikan, ular ini menyumbang sangat sedikit kasus gigitan fatal pada manusia setiap tahun. Itu semua berkat sifatnya yang pemalu serta kemajuan dunia medis dalam menyediakan serum anti-bisa.